Ads 468x60px

Friday 26 September 2014

PLUS MINUS TINGGAL DI APARTEMEN

Sebagai pilihan tempat tinggal, bangunan dalam bentuk horizontal seperti rumah bukan satu-satunya pilihan. Kini, bangunan vertikal seperti apartemen telah banyak dilirik untuk tempat tinggal. Ada keuntungan dan kerugian tersendiri untuk tinggal di apartemen dibandingkan tinggal di rumah. Selain itu, memilih apartemen yang tepat juga sangat penting agar tidak menderita kerugian dan menyesal di kemudian hari. Apa saja plus minus tinggal di apartemen? Lalu bagaimana cara memilih apartemen yang tepat

Keuntungan Tinggal di Apartemen

Di kota-kota besar, banyak pengembang properti yang marak membangun apartemen. Hal ini karena minat untuk tinggal dalam bangunan tempat tinggal vertikal di daerah perkotaan cukup besar. Penyebabnya antara lain terbatasnya lahan untuk mendirikan pemukiman horizontal atau rumah di daerah perkotaan serta harga tanah yang sudah mahal. Sedangkan apartemen yang dibangun secara vertikal memerlukan lahan yang lebih sedikit sehingga harganya lebih terjangkau.
  Kemacetan yang umum terjadi di kota-kota besar dapat menyebabkan kelelahan saat harus pergi atau pulang dari kantor. Apartemen biasanya dibangun di lokasi-lokasi strategis, yang dekat dengan pusat bisnis atau perkantoran. Maka, dengan tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat bekerja akan mampu mengurangi kelelahan dan stres di jalan. Anda juga dapat tiba di tempat tinggal lebih cepat sehingga waktu istirahat lebih banyak.
  Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk dan cepat membuat pilihan untuk tinggal di apartemen dianggap lebih praktis. Unit apartemen biasanya tidak terlalu besar, sehingga waktu dan energi yang diperlukan untuk membersihkan ruangan tidak terlalu banyak. Mereka juga tidak direpotkan untuk mengurus taman, sarana pembuangan, air, atau sirkulasi udara karena sudah ada pengelola yang bertanggung jawab akan hal itu.
  Tingkat keamanan juga lebih baik karena adanya penjagaan 24 jam dan CCTV yang memantau, sehingga penghuni dapat lebih tenang ketika harus meninggalkan unitnya. Ini merupakan hal yang penting karena sebagian besar masyarakat perkotaan yang bekerja akan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, baik untuk bekerja, makan atau rekreasi.
  Fasilitas yang tersedia di apartemen juga menjadi daya tarik tersendiri. Sarana kebugaran seperti fitness center, kolam renang, jogging track, taman bermain, minimarket, restoran, cafe, dan fasilitas lainnya akan membuat penghuni apartemen tidak perlu pergi terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhannya.



Sebagai pilihan tempat tinggal, bangunan dalam bentuk horizontal seperti rumah bukan satu-satunya pilihan. Kini, bangunan vertikal seperti apartemen telah banyak dilirik untuk tempat tinggal. Ada keuntungan dan kerugian tersendiri untuk tinggal di apartemen dibandingkan tinggal di rumah. Selain itu, memilih apartemen yang tepat juga sangat penting agar tidak menderita kerugian dan menyesal di kemudian hari. Apa saja plus minus tinggal di apartemen? Lalu bagaimana cara memilih apartemen yang tepat?

Keuntungan Tinggal di Apartemen

Di kota-kota besar, banyak pengembang properti yang marak membangun apartemen. Hal ini karena minat untuk tinggal dalam bangunan tempat tinggal vertikal di daerah perkotaan cukup besar. Penyebabnya antara lain terbatasnya lahan untuk mendirikan pemukiman horizontal atau rumah di daerah perkotaan serta harga tanah yang sudah mahal. Sedangkan apartemen yang dibangun secara vertikal memerlukan lahan yang lebih sedikit sehingga harganya lebih terjangkau.
  Kemacetan yang umum terjadi di kota-kota besar dapat menyebabkan kelelahan saat harus pergi atau pulang dari kantor. Apartemen biasanya dibangun di lokasi-lokasi strategis, yang dekat dengan pusat bisnis atau perkantoran. Maka, dengan tinggal di apartemen yang dekat dengan tempat bekerja akan mampu mengurangi kelelahan dan stres di jalan. Anda juga dapat tiba di tempat tinggal lebih cepat sehingga waktu istirahat lebih banyak.
  Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk dan cepat membuat pilihan untuk tinggal di apartemen dianggap lebih praktis. Unit apartemen biasanya tidak terlalu besar, sehingga waktu dan energi yang diperlukan untuk membersihkan ruangan tidak terlalu banyak. Mereka juga tidak direpotkan untuk mengurus taman, sarana pembuangan, air, atau sirkulasi udara karena sudah ada pengelola yang bertanggung jawab akan hal itu.
  Tingkat keamanan juga lebih baik karena adanya penjagaan 24 jam dan CCTV yang memantau, sehingga penghuni dapat lebih tenang ketika harus meninggalkan unitnya. Ini merupakan hal yang penting karena sebagian besar masyarakat perkotaan yang bekerja akan lebih banyak menghabiskan waktunya di luar, baik untuk bekerja, makan atau rekreasi.
  Fasilitas yang tersedia di apartemen juga menjadi daya tarik tersendiri. Sarana kebugaran seperti fitness center, kolam renang, jogging track, taman bermain, minimarket, restoran, cafe, dan fasilitas lainnya akan membuat penghuni apartemen tidak perlu pergi terlalu jauh untuk memenuhi kebutuhannya.


Hal lain yang patut kita telaah adalah  permintaan (demand) tinggi, terutama di area CBD (central business district), kawasan pemukiman ekspatriat, dan lingkungan kampus. Kawasan pemukiman ekspatriat di Jakarta misalnya kawasan Kemang.
 jangka waktu sewa menengah (2-3 tahun). Apartemen atau kondominium biasanya disewa untuk mendekatkan penyewa dengan lokasi kegiatannya, terutama lokasi kantor. Dengan demikian, jangka waktu sewanya rata-rata sekitar dua atau tiga tahun.
Selain itu risiko kekosongan rendah. Artinya, jika lokasi tersebut sudah nyaman sebagai tempat tinggal, biasanya penyewa akan terus menempati apartemen tersebut. Di lain pihak, calon penyewa pun berdatangan mencari unit-unit yang kosong untuk disewa. Salah satu faktor rendahnya risiko kekosongan apartemen adalah mulai terbiasanya masyarakat kita dengan budaya tinggal di hunian vertikal.
Dan yang lain adalah capital rate tinggi (7%-10%). Dengan risiko kekosongan unit yang rendah, maka income yang datang dari sewa unit pun otomatis menjadi lancar. Hal ini tentu saja membuat Cap Rate tinggi, di atas Cap Rate rumah sewa atau ruko dan rukan.

Kerugian Tinggal di Apartemen

Selain kelebihan dari apartemen, ada pula kekurangan tinggal di apartemen yang perlu diketahui. Misalnya biaya perawatan (maintenance fee) atau service charge yang harus dibayar setiap bulan. Biaya ini untuk membayar penggunaan listrik di tempat umum, lift, kebersihan tempat umum, biaya petugas keamanan, kebersihan, dan lainnya. Biaya ini biasanya dihitung tiap meter persegi dari luas unit apartemen yang dimiliki.
  Tinggal di apartemen tidak sebebas tinggal di rumah, karena ada peraturan dari pengelola yang harus dipatuhi. Misalnya larangan membawa binatang peliharaan. Bagi Anda yang menyukai tanaman, Anda tidak dapat bebas menanam banyak tanaman karena tidak adanya lahan. Anda juga harus bertimbang rasa ketika akan mendengarkan musik atau kegiatan lainnya agar tidak mengganggu penghuni lainnya. Luas apartemen yang tidak terlalu besar mungkin tidak disukai bagi yang telah terbiasa tinggal di rumah dengan ukuran luas.
  Tingkat sosialisasi penghuni apartemen sangat sedikit. Jarangnya bertemu dengan penghuni yang bersebelahan dan ruangan yang tertutup memperkecil hubungan sosialisai antar tetangga. Ditambah dengan tingkat kesibukan yang tinggi dari masing-masing penghuni, membuat keakraban dan sikap tolong menolong dalam hunian ini berkurang.
  Nilai investasi apartemen untuk jangka panjang lebih rendah dibandingkan dengan membeli sebuah rumah. Apabila sebuah unit apartemen dijual setelah jangka waktu yang cukup lama, harga jualnya akan lebih rendah dibandingkan harga jual sebuah rumah. Karena semakin sedikitnya lahan untuk pemukiman sehingga harga tanah akan lebih mahal.

Pemilik harus jeli memilih lokasi apartemen atau kondominium yang prospektif. Belakangan, banyak pengembang yang membangun apartemen jauh dari pusat kota atau pusat keramaian. Kawasan seperti ini umumnya tidak layak dijadikan lokasi apartemen, dan tentu saja tidak prospektif sebagai investasi.
Kedua, pemilik harus memilih manajemen gedung (building management) yang baik. Banyak apartemen di kawasan prospektif CBD yang sepi penyewa karena dikelola manajemen gedung yang kurang baik.
Manajemen gedung yang baik selalu memerhatikan faktor kenyamanan penghuni. Mereka juga memerhatikan perbaikan fasilitas umum, seperti kolam renang, lift, dan lain-lain.

Ramainya pembangungan apartemen tidak terlepas dari potensi permintaan masyarakat karena bergesernya gaya hidup masyarakat perkotaan yang ingin hidup lebih praktis dan jenuh dengan kemacetan lalu lintas yang kian hari kian parah.Tinggal di apartemen bisa dengan cara membeli atau menyewa apartemen. Beberapa informasi yang perlu diketahui mengenai seluk beluk apartemen seperti dibawah ini.
Kelas apartemen :
1. Rumah susun.
2. Apartemen Subsidi.
3. Apartemen.
4. Kondominium.
Furniture :
1. Unfurnished.
2. Semi furnished.
3. Full furnished.
Harga apartemen (jika membeli) dapat dikelompokkan :
1. Low End (harga sekitar Rp. 5 juta sd 6 juta / m2).
2. Middle-low (harga sekitar Rp. 6 juta sd 10 juta / m2).
3. Middle-up (harga sekitar Rp. 10 juta sd 20 juta / m2).
4. Luxury (harga diatas Rp 20 juta / m2).
Harga sewa apartemen
Harga sewa apartemen sangat tergantung dari kelas apartemen, lokasi, luas, fasilitas dan furnitur yang tersedia. Di Jakarta, harga sewa apartemen bisa bervariasi, dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Studio (tanpa sekat), harga berkisar 2,5 juta sd 6 juta per bulan.
2. Satu kamar, harga berkisar 5 juta sd 10 juta per bulan.
3. Dua kamar, harga berkisar 8 juta sd 15 juta per bulan.
4. Tiga kamar, harga berkisar 12 juta sd 30 juta per bulan.
5. Harga sewa apartemen besar dan luxury berkisar 45 juta sd 80 juta per bulan.
Melihat harga beli maupun harga sewa apartemen, wajar saja jika seseorang yang tinggal di apartemen di Jakarta bisa dianggap “orang berpunya”, mengingat selain harga beli atau biaya sewa yang lumayan besar, belum lagi biaya-biaya lainnya.
Yang menjadi pertanyaan adalah, sudah sepadankah biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh ?
Untung rugi tinggal di apartemen akan saya sharing dalam tulisan ini.
Pertama-tama, saya mulai dengan “Kerugian” yang umum terjadi yaitu :
1. Jika membeli apartemen, nilai investasi jangka panjang lebih rendah dibanding jika membeli rumah
2. Jika menyewa apartemen, biaya sewa lebih tinggi dibanding sewa rumah biasa.
3. Mahalnya biaya perawatan, biaya listrik dan air.
4. Barang kebutuhan dasar rumah tangga seperti air mineral dan gas yang dijual di apartemen lebih mahal dibanding dengan diluar apartemen. Bisa saja membeli dari luar, tapi agak kurang praktis, karena barang tersebut tergolong berat jika diangkat sendiri.
5. Biaya baru yang timbul seperti biaya laundry karena kondisi ruang yang terbatas untuk menjemur pakaian.
6. Tingkat sosialisasi sesama penghuni apartemen sangat sedikit, sehingga kemandirian menjadi wajib.
7. Jika ada surat yang datang, kiriman paket atau berlangganan koran, semua barang tersebut akan di masukkan di mailbox oleh petugas apartemen. Berbeda dengan di rumah biasa, barang kiriman bisa langsung kita terima. Di apartemen, kita sendiri yang harus mengambil di mailbox atau di resepsionist.
8. Karena gedung bertingkat tinggi, saya sering mengalami gangguan sinyal telpon genggam. Bisa dibayangkan, jika sedang asyik berkomunikasi lalu tiba-tiba putus. Biasanya untuk mengantisipasi putusnya pembicaraan, saya rela bicara di telpon sambil berdiri di teras unit apartemen saya yang lumayan kena panas jika siang hari.
9. Lemahnya sinyal internet. Untuk memperkuat sinyal internet, terpaksa kita harus keluarkan uang extra untuk beli alat penguat sinyal atau berlangganan internet yang menggunakan kabel.
10. Jika punya mobil, harus bayar parkir berlangganan. Jangan berharap kita selalu bisa parkir di tempat yang sesuai harapan kita seperti di dekat lift karena hukum siapa cepat, dia dapat, sangat berlaku di tempat parkir apartemen.
11. Jika punya mobil dan sering digunakan keluar, resiko terhadap penyusutan mesin mobil lebih tinggi karena setiap hari mobil harus nanjak ke tempat parkir di lantai 7 atau lantai 10 misalnya. Saya juga merasakan ketidaknyamanan jika pulang agak malam dan harus menyetir mobil dengan menyusuri lantai demi lantai jalanan menanjak dan sepi di lantai parkir apartemen.
12. Resiko cepatnya penyusutan sepatu juga sangat mungkin terjadi karena jarak tempuh dari unit ke lobby atau tempat parkir lebih jauh dibanding jika kita tinggal di rumah biasa yang garasinya sangat dekat.
13. Resiko tertular penyakit. Di apartemen hidup sangat tergantung dengan lift. Jika ada orang yang sakit menular dan bersama orang lainnya di lift, sangat mungkin menular kepada yang lain. Mobilisasi sampah juga melalui lift (lift barang) tapi mungkin saja lift barang digunakan oleh penumpang. Hidup di apartemen membutuhkan fisik yang kuat, paling tidak, kuat dari resiko tertular penyakit.
14. Resiko mati listrik. Ketergantungan listrik di apartemen lebih tinggi dari dirumah biasa. Contoh jika listrik mati, apartemen akan sangat panas tanpa AC. Beda dengan rumah biasa yang cenderung punya ventilasi atau lubang angin diatas jendela rumah.
15. Resiko lift mati. Saya pernah mengalami saat listrik mendadak mati dan saya sedang berada dalam lift bersama beberapa orang lainnya.
16. Resiko gempa dan kebakaran. Ini kekhawatiran yang paling besar jika tinggal di apartemen. Tapi pasrahkan saja hidup ini pada Sang Pencipta Yang Maha Mengatur.
17. Hidup harus berbagi. Sebenarnya ini bukan suatu kerugian melainkan suatu nilai kehidupan. Tinggal di apartemen, identik dengan hidup harus berbagi. Berbagi sarana umum.
Selain Kerugian yang sudah saya beberkan diatas, berikut “Keuntungan” yang saya rasakan selama tinggal di apartemen :
1. Semakin dekat dengan lokasi kantor maupun tempat usaha serta tempat lain yang biasa dikunjungi sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan rutin lainnya.
2. Karena jarak semakin dekat, sehingga fisik tidak terkuras atau kelelahan karena menyetir kendaraan. Pikiran dan perasaan juga tidak lagi stres dan tersiksa karena kemacetan parah maupun jarak tempuh yang jauh. Bahkan bisa jalan kaki menuju tempat kerja. Otomatis fisik jadi lebih sehat dan bugar (keuntungan kualitatif yang bisa menyebabkan keuntungan kuantitatif seperti hemat biaya vitamin, biaya obat-obatan jika sakit dan biaya pijat karena kelelahan).
3. Karena jarak yang dekat, sehingga hemat biaya transportasi seperti : hemat BBM, tidak perlu bayar tol, tidak perlu bayar parkir jika jalan kaki. (Keuntungan kuantitatif).
4. Karena jarak yang dekat, sehingga waktu tempuh juga semakin pendek. Otomatis waktu bisa digunakan untuk hal lain yang bermanfaat seperti membaca, mengerjakan pekerjaan rumah atau melakukan kegiatan bisnis bahkan mengerjakan kegiatan sehubungan dengan hobi seperti melukis, menulis artikel, dll. Waktu yang ada bisa juga digunakan untuk istirahat. Bagi orang yang memiliki anak, waktu yang ada bisa digunakan untuk bermain dengan anak atau membantu anak belajar. (Keuntungan kuantitatif & kualitatif).
5. Karena kehidupan serba praktis dan ruangan yang terbatas, menyebabkan lebih mudah untuk membersihkan apartemen, sehingga tidak perlu membayar pembantu. Semua pekerjaan rumah bisa dikerjakan sendiri. Bukan hanya keuntungan karena hilangnya biaya pembantu tapi juga pembentukan mental untuk lebih bertanggung jawab pada kehidupan pribadi. (Keuntungan kuantitatif & kualitatif).
6. Ada pengelola apartemen yang menangani segala urusan seperti perawatan gedung dan pemeliharaan fasilitas, penanganan sampah, dll.
7. Keamanan dan privasi sangat terjamin karena penjagaan 24 jam dan di lengkapi dengan CCTV.
8. Berbagai fasilitas di apartemen seperti kolam renang, fitness center, jogging track, taman bermain, sekolah pre school, tempat kursus bagi anak sekolah, minimarket yang buka 24 jam dan melayani delivery, restoran, café dan mall serta berbagai bank yang dilengkapi dengan ATM. Semua fasilitas yang tersedia sangat memudahkan penghuni apartemen dalam melakukan aktifitas.
9. Karena fasilitas olah raga yang lengkap, penghuni apartemen cenderung jadi lebih rajin olahraga. Pengaruhnya tentu sangat baik bagi kesehatan.
10. Mental berhemat. Karena biaya listrik dan air serta maintenance yang mahal, menyebabkan saya harus berhemat dalam menggunakan listrik dan air. Serta menjaga peralatan seperti saluran pembuangan air, kran, toilet dan fasilitas yang ada di unit agar tidak rusak. Mengingat jika rusak, maka biaya perbaikannya lumayan mahal. Mental berhemat dan merawat ini adalah keuntungan yang tak ternilai. Ini merubah perilaku.
11. Mall yang terletak dibawah apartemen sangat lengkap dan menawarkan aneka peluang usaha. Dulu sebelum saya jadi Perencana Keuangan, saya adalah shopaholic alias gila belanja, sangat mudah tergiur untuk membeli barang-barang yang saya sukai. Tapi sekarang tidak lagi, saya tidak mudah tergoda dengan tawaran barang-barang di mall. Justru sebaliknya, jika saya ke mall, saya selalu berfikir “apa yang bisa saya jual disini, bukan apa yang ingin saya beli disini”. Peluang ini sangat berharga. Betapa tidak, saya mungkin bisa menjual barang-barang yang ada di mall dengan cara online, hanya bermodalkan kerjasama dengan pemilik toko, dimana setiap hari saya bisa kunjungi dengan mudah karena lokasi mall sama dengan lokasi apartemen. Modal lain yaitu kamera, saya foto barang-barang yang saya anggap bisa dijual, kemudian saya promosikan di internet. Jadi reseller, bukankah itu suatu peluang penghasilan ?
Belum lagi peluang usaha lainnya. Apalagi jasa bank dan jasa pengiriman barang lengkap tersedia di mall.
12. Peluang memiliki kenalan baru (networking). Bayangkan, kita bisa bertemu berbagai orang di lift atau di kolam renang atau ruang publik lainnya. Hal ini bisa menjadi peluang usaha.
13. Peluang lainnya seperti peluang ketemu jodoh. Kenapa tidak?
Dari uraian saya diatas, sangat detail untung rugi jika tinggal di apartemen. Banyak potensi keuntungan dan banyak potensi kerugian. Tinggal bagaimana kita mengoptimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan potensi kerugian, sehingga hidup kita menjadi lebih berkualitas.

0 comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates